Daniel juga megaku sudah mengantisipasi kemungkinan lapangan buruk Stadion Persiba Kompleks Pertamina Parikesit. Yaitu dengan menerapkan permainan long passing alias bola lambung dan menempatkan tiga striker dalam pola 3-4-3.
Simulasi tersebut sudah tergambar pada sesi latihan pagi tadi di Stadion Siliwangi Bandung, Senin (23/5/2011). Dalam latihan pagi, Daniel menempatkan tiga ujung tombak Cristian Gonzales, Airlangga Sutjipto, dan Matsunaga Shohei.
"Tadi kita latihan pemahaman posisi. Untuk persiapan lawan Persiba nanti, saya akan menerapkan formasi yang berbeda. Kita harus sesuaikan dengan kemungkinan kondisi lapangan yang jelek di sana," kata Daniel kepada wartawan usai latihan, Senin (23/5/2011).
Soal formasi, kata Daniel, akan disesuaikan juga dengan lawan. Bisa 3-5-2, 4-4-2 atau 3-4-3. Yang pasti, lanjut Daniel, semua formasi itu akan disiapkan dan dimatangkan di sisa waktu sebelum bertandang ke markas mantan timnya itu.
"Untuk formasi kita fleksibel tergantung kebutuhan. Selain itu juga disesuaikan dengan kondisi lawan. Bisa 3-5-2, 4-4-2 atau 3-4-3. Terpenting, semua pemain harus maksimal untuk meraih hasil yang bagus di sana," ujar eks arsitek Persiba Balikpapan musim lalu ini.
Cari Blog Ini
Senin, 23 Mei 2011
Persiba dan Persiraja Promosi ke ISL
KabarIndonesia – Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh memastikan dua tempat di Liga Super Indonesia (ISL) musim 2011/2012. Tiket promosi mereka peroleh setelah mereka memenangkan laga di semi final Liga Ti-Phone Minggu (22/5) di Stadion Manahan Solo.
Persiba Bantul sebagai runner up grup B berhasil mengalahkan Persidafon Dafonsoro, juara grup A dengan skor 5-2. Persifafon unggul lebih dulu melalui tendangan bebas Haryanto. Namun tak lama berselang, Persiba membalas melalui sundulan Ezequiel Gonzalez pada menit ke 16. Tiga menit kemudian Ugik Sugiyanto membawa Persiba berbalik unggul 2-1.
Pada menit ke-40, Ezequiel Gonzalez menambah keunggulan Persiba menjadi 3-1. Saat menjelang turun minum, Patric Wanggai sempat memperkecil ketertinggalan Persidafon menjadi 2-3. Namun hanya beberapa saat kemudian, Ugik kembali menjebol gawang persidafon yang membuat kedudukan menjadi 4-2 untuk Persiba.
Pada babak kedua, Ugik Sugiyanto membuat hattrick saat mencetak gol ketiganya pada menit ke-73. Skor 5-2 untuk Persiba bertahan hingga pertandingan usai.
Di pertandingan kedua, Mitra Kutai Kertanegara sebagai juara grup B menghadapi Persiraja Banda Aceh sebagai runner-up gru A. Pertandingan yang berjalan cukup ketat itu dimenangkan Persiraja Banda Aceh melalui gol tunggal yang dicetak oleh Fahrizal Dillah.
Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh akan bertemu di partai final untuk menentukan juara liga Ti-Phone atau Divisi Utama. Sementara Persifafon dan Mitra Kukar akan bertanding untuk memperebutkan tempat ketiga yang sekaligus tiket ke Liga Super. Sedangkan tim peringkat ke empat akan bertanding di babak play-off melawan peringkat ke-15 Liga Super, Bontang FC untuk memastikan tempat di liga super musim depan.
Persiba Bantul sebagai runner up grup B berhasil mengalahkan Persidafon Dafonsoro, juara grup A dengan skor 5-2. Persifafon unggul lebih dulu melalui tendangan bebas Haryanto. Namun tak lama berselang, Persiba membalas melalui sundulan Ezequiel Gonzalez pada menit ke 16. Tiga menit kemudian Ugik Sugiyanto membawa Persiba berbalik unggul 2-1.
Pada menit ke-40, Ezequiel Gonzalez menambah keunggulan Persiba menjadi 3-1. Saat menjelang turun minum, Patric Wanggai sempat memperkecil ketertinggalan Persidafon menjadi 2-3. Namun hanya beberapa saat kemudian, Ugik kembali menjebol gawang persidafon yang membuat kedudukan menjadi 4-2 untuk Persiba.
Pada babak kedua, Ugik Sugiyanto membuat hattrick saat mencetak gol ketiganya pada menit ke-73. Skor 5-2 untuk Persiba bertahan hingga pertandingan usai.
Di pertandingan kedua, Mitra Kutai Kertanegara sebagai juara grup B menghadapi Persiraja Banda Aceh sebagai runner-up gru A. Pertandingan yang berjalan cukup ketat itu dimenangkan Persiraja Banda Aceh melalui gol tunggal yang dicetak oleh Fahrizal Dillah.
Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh akan bertemu di partai final untuk menentukan juara liga Ti-Phone atau Divisi Utama. Sementara Persifafon dan Mitra Kukar akan bertanding untuk memperebutkan tempat ketiga yang sekaligus tiket ke Liga Super. Sedangkan tim peringkat ke empat akan bertanding di babak play-off melawan peringkat ke-15 Liga Super, Bontang FC untuk memastikan tempat di liga super musim depan.
Persiba Bantul Cetak Sejarah: Masuk Liga Super, di Final Hadapi Persiraja
SOLO (KR) - Luar biasa. Persiba Bantul mencetak sejarah sebagai tim DIY pertama yang berhasil menembus Liga Super Indonesia (LSI), usai membenamkan Persidafon Dafonsoro 5-2 dalam semifinal Liga Utama 2010-2011 di Stadion Manahan Solo, Minggu (22/5) sore.
Keberhasilan ‘Laskar Sultan Agung’ itu melalui perjuangan yang cukup panjang sejak promosi ke Divisi Utama pada Kompetisi Divisi I PSSI 2007. Selama dua musim pertama berlaga di Liga Utama, yakni 2008-2009 dan 2009-2010, Persiba pun sudah berhasil lolos ke babak delapan besar. Namun selalu gagal menembus semifinal.
Baru pada musim ini akhirnya Persiba mampu menembus final untuk menantang Persiraja Banda Aceh yang juga memastikan promosi ke Liga Super setelah dalam babak semifinal, tadi malam di tempat sama, menumbangkan Mitra Kukar 1-0. Gol penentu kemenangan Persiraja dicetak Fahrizal Dillah menit 30.
Mitra Kukar dan Persidafon masih berkesempatan mendapatkan satu tiket tersisa untuk langsung promosi pada perebutan juara 3 yang digelar sebelum laga final, Rabu (25/5) di tempat sama. Sedangkan tim yang kalah akan menjalani babak play off melawan peringkat 15 Liga Super musim ini.
Persiba yang kembali menurunkan duet penyerang Fortune Udo-Ugik Sugiyanto, langsung tampil menekan sejak awal hingga membuat benteng pertahanan Persidafon harus kerja keras mengamankan daerahnya. Namun Persidafon mampu mencuri gol lebih dulu setelah bola hasil tendangan bebas Harianto dari depan kotak penalti menembus gawang yang dijaga Kiper Wahyu Tri Nugroho menit 9.
Ketinggalan 0-1, Persiba yang mendapat dukungan ribuan suporternya, kian agresif menyerang dengan memperagakan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki, dikombinasi dengan umpan-umpan silang dari sayap. Hanya butuh waktu 6 menit bagi pasukan Sajuri Syahid ini untuk menyamakan kedudukan melalui sundulan Ezequiel Gonzales, menuntaskan umpan tarik Ugik Sugiyanto.
Gol ini kian memotivasi tim kebanggaan masyarakat Bantul ini untuk menyerang dan membuahkan hasil menit 17, kali ini melalui sundulan Ugik, memanfaatkan umpan panjang Slamet Nurcahyo. Bahkan Persiba mampu memertegas keunggulan lewat gol kedua Eze menit 39, kembali dengan sunduan.
Lewat serangan balik, Persidafon sempat memperkecil ketinggalan berkat gol Patrick Wanggai menit 43. Namun di penghujung babak pertama, Persiba mencetak gol keempat yang kembali dicetak Ugik.
Memasuki babak kedua, Persiba tak mengendurkan serangan. Sedang Persidafon berusaha mengejar ketinggalannya dengan lebih berani menyerang. Namun selalu dapat dimentahkan pertahanan Persiba yang disiplin dalam menjaga daerahnya. Persiba justru mampu memperbesar keunggulan setelah Ugik yang mendapat umpan sundulan dari Fortune Udo, berhasil mencetak hatrik menit 72.
Beberapa menit kemudian sepat terjadi insiden setelah Eze dijatuhkan pemain Persidafon Andri Ibo yag kemudian melakukan gerakan ingin memukul. Kejadian ini memacing keributan antarpemain hingga wasit Setiyono asal Surabaya mencabut kartu merah untuk Wanggai (Persidafon) dan Achmad Taufik (Persiba). Skor 5-2 pun bertahan hingga bubaran.
Keberhasilan ‘Laskar Sultan Agung’ itu melalui perjuangan yang cukup panjang sejak promosi ke Divisi Utama pada Kompetisi Divisi I PSSI 2007. Selama dua musim pertama berlaga di Liga Utama, yakni 2008-2009 dan 2009-2010, Persiba pun sudah berhasil lolos ke babak delapan besar. Namun selalu gagal menembus semifinal.
Baru pada musim ini akhirnya Persiba mampu menembus final untuk menantang Persiraja Banda Aceh yang juga memastikan promosi ke Liga Super setelah dalam babak semifinal, tadi malam di tempat sama, menumbangkan Mitra Kukar 1-0. Gol penentu kemenangan Persiraja dicetak Fahrizal Dillah menit 30.
Mitra Kukar dan Persidafon masih berkesempatan mendapatkan satu tiket tersisa untuk langsung promosi pada perebutan juara 3 yang digelar sebelum laga final, Rabu (25/5) di tempat sama. Sedangkan tim yang kalah akan menjalani babak play off melawan peringkat 15 Liga Super musim ini.
Persiba yang kembali menurunkan duet penyerang Fortune Udo-Ugik Sugiyanto, langsung tampil menekan sejak awal hingga membuat benteng pertahanan Persidafon harus kerja keras mengamankan daerahnya. Namun Persidafon mampu mencuri gol lebih dulu setelah bola hasil tendangan bebas Harianto dari depan kotak penalti menembus gawang yang dijaga Kiper Wahyu Tri Nugroho menit 9.
Ketinggalan 0-1, Persiba yang mendapat dukungan ribuan suporternya, kian agresif menyerang dengan memperagakan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki, dikombinasi dengan umpan-umpan silang dari sayap. Hanya butuh waktu 6 menit bagi pasukan Sajuri Syahid ini untuk menyamakan kedudukan melalui sundulan Ezequiel Gonzales, menuntaskan umpan tarik Ugik Sugiyanto.
Gol ini kian memotivasi tim kebanggaan masyarakat Bantul ini untuk menyerang dan membuahkan hasil menit 17, kali ini melalui sundulan Ugik, memanfaatkan umpan panjang Slamet Nurcahyo. Bahkan Persiba mampu memertegas keunggulan lewat gol kedua Eze menit 39, kembali dengan sunduan.
Lewat serangan balik, Persidafon sempat memperkecil ketinggalan berkat gol Patrick Wanggai menit 43. Namun di penghujung babak pertama, Persiba mencetak gol keempat yang kembali dicetak Ugik.
Memasuki babak kedua, Persiba tak mengendurkan serangan. Sedang Persidafon berusaha mengejar ketinggalannya dengan lebih berani menyerang. Namun selalu dapat dimentahkan pertahanan Persiba yang disiplin dalam menjaga daerahnya. Persiba justru mampu memperbesar keunggulan setelah Ugik yang mendapat umpan sundulan dari Fortune Udo, berhasil mencetak hatrik menit 72.
Beberapa menit kemudian sepat terjadi insiden setelah Eze dijatuhkan pemain Persidafon Andri Ibo yag kemudian melakukan gerakan ingin memukul. Kejadian ini memacing keributan antarpemain hingga wasit Setiyono asal Surabaya mencabut kartu merah untuk Wanggai (Persidafon) dan Achmad Taufik (Persiba). Skor 5-2 pun bertahan hingga bubaran.
Minggu, 22 Mei 2011
Persiba Bantul Lolos ke Final Divisi Utama
TEMPO Interaktif, Surakarta - Persiba Bantul berhasil lolos ke babak final kompetisi sepak bola Divisi Utama setelah mengalahkan Persidafon Dafonsoro 5-2 di Stadion Manahan Solo, Minggu, 22 Mei 2011 sore. Dalam laga itu, Patrick Wanggai dan Ahmad Taufik terlibat baku pukul sehingga mendapat kartu merah.
Gol-gol kemenangan Persiba dicetak Ezequeil Gonzalez pada menit ke-15 dan 39, Busari menit ke-17, serta Ugik Sugiyanto pada menit ke-47 dan 72. Sementara gol Persidafon disumbangkan Harianto menit 9 dan Ernest Jeremiah menit 46.
Persidafon memulai pertandingan dengan baik, ketika unggul lebih dulu lewat gol sundulan Harianto di menit kesembilan. Persiba lantas membalas lewat gol Ezequeil pada menit ke-15, memanfaatkan umpan Ugik.
Pada menit ke-17, Persiba berhasil unggul melalui gol sundulan Busari memanfaatkan umpan tendangan bebas. Persiba terus menekan pertahanan tim lawan. Hasilnya, pada menit ke-39, mereka berhasil memperbesar keunggulan lewat gol kedua Ezequeil, lagi-lagi lewat sundulan yang memanfaatkan umpan lambung Fortune Udo.
Persidafon memperkecil ketinggalan setelah Ernest Jeremiah mencetak gol di menit ke-46. Tendangan kerasnya di dalam kotak penalti gagal ditahan kiper Persiba Wahyu Tri Nugroho.
Gol Ugik di menit 47 kembali memperlebar keunggulan Persiba. Babak pertama Persiba unggul 4-2 atas Persidafon.
Persiba berhasil menambah satu gol lagi di menit ke-72 melalui gol kedua Ugik Sugiyanto. Umpan mendatar Fortune di depan kotak penalti berhasil dituntaskan Ugik, sehingga Persiba unggul 5-2 atas Persidafon.
Babak kedua berlangsung keras bagi kedua tim. Hingga wasit Setiyono harus merogoh dua kartu merah pada menit ke-75 untuk Patrick Wanggai dari Persidafon dan Ahmad Taufik dari Persiba. Keduanya terlibat baku pukul yang memicu keributan antara kedua tim.
Pelatih Persidafon Agus Yuwono menyebut kekalahan timnya dikarenakan pemain kurang konsentrasi dan tidak mempu mengontrol emosi. "Sehingga serangan-serangan kami selalu kandas, sementara lawan seperti mudah mencetak gol," katanya. Dia mengatakan empat gol Persiba terjadi karena kesalahan pemainnya sendiri.
Sedangkan Asisten Manajer Persiba Brianto mengakui kemenangan timnya buah dari kerja keras selama ini. Setelah hampir tidak lolos ke semifinal, kini timnya mampu menjejak final.
"Grafik permainan kami terus naik sejak di 8 besar. Terakhir saat kami mampu menyamakan kedudukan 3-3 di partai terakhir lawan PSMS setelah sebelumnya ketinggalan 3-0," ujarnya.
Gol-gol kemenangan Persiba dicetak Ezequeil Gonzalez pada menit ke-15 dan 39, Busari menit ke-17, serta Ugik Sugiyanto pada menit ke-47 dan 72. Sementara gol Persidafon disumbangkan Harianto menit 9 dan Ernest Jeremiah menit 46.
Persidafon memulai pertandingan dengan baik, ketika unggul lebih dulu lewat gol sundulan Harianto di menit kesembilan. Persiba lantas membalas lewat gol Ezequeil pada menit ke-15, memanfaatkan umpan Ugik.
Pada menit ke-17, Persiba berhasil unggul melalui gol sundulan Busari memanfaatkan umpan tendangan bebas. Persiba terus menekan pertahanan tim lawan. Hasilnya, pada menit ke-39, mereka berhasil memperbesar keunggulan lewat gol kedua Ezequeil, lagi-lagi lewat sundulan yang memanfaatkan umpan lambung Fortune Udo.
Persidafon memperkecil ketinggalan setelah Ernest Jeremiah mencetak gol di menit ke-46. Tendangan kerasnya di dalam kotak penalti gagal ditahan kiper Persiba Wahyu Tri Nugroho.
Gol Ugik di menit 47 kembali memperlebar keunggulan Persiba. Babak pertama Persiba unggul 4-2 atas Persidafon.
Persiba berhasil menambah satu gol lagi di menit ke-72 melalui gol kedua Ugik Sugiyanto. Umpan mendatar Fortune di depan kotak penalti berhasil dituntaskan Ugik, sehingga Persiba unggul 5-2 atas Persidafon.
Babak kedua berlangsung keras bagi kedua tim. Hingga wasit Setiyono harus merogoh dua kartu merah pada menit ke-75 untuk Patrick Wanggai dari Persidafon dan Ahmad Taufik dari Persiba. Keduanya terlibat baku pukul yang memicu keributan antara kedua tim.
Pelatih Persidafon Agus Yuwono menyebut kekalahan timnya dikarenakan pemain kurang konsentrasi dan tidak mempu mengontrol emosi. "Sehingga serangan-serangan kami selalu kandas, sementara lawan seperti mudah mencetak gol," katanya. Dia mengatakan empat gol Persiba terjadi karena kesalahan pemainnya sendiri.
Sedangkan Asisten Manajer Persiba Brianto mengakui kemenangan timnya buah dari kerja keras selama ini. Setelah hampir tidak lolos ke semifinal, kini timnya mampu menjejak final.
"Grafik permainan kami terus naik sejak di 8 besar. Terakhir saat kami mampu menyamakan kedudukan 3-3 di partai terakhir lawan PSMS setelah sebelumnya ketinggalan 3-0," ujarnya.
Agum: Indonesia Sulit Menghindar dari Sanksi FIFA
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengatakan, Indonesia berat menghindar dari sanksi Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). Kegagalan Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI 2011-2015 sesuai dengan mandat FIFA membuat citra Indonesia semakin buruk di mata FIFA.
"Saya mencoba menjelaskan kepada wakil FIFA dan AFC, bahwa Komite Normalisasi sudah bekerja keras. Saya mohon jangan sampai kena saksi. Tapi, tidak ada jawaban. Reaksi mereka diam, senyumnya tidak enak dan agak geleng-geleng," kata Agum di kediamannya, Jalan Panglima Polim III, nomor 146, Minggu, 22 Mei 2011.
Agum menemui perwakilan FIFA, Thierry Regenass dan Frank van Hattum, serta wakil AFC, Alex Soasay dan James C. Johnson, di Hotel Kempinski, Jakarta, sehari setelah kongres gagal. "Saya menemui wakil FIFA dan AFC, mau minta maaf," kata mantan Ketua PSSI 1999-2003 itu.
Menurut Agum, Regenass kecewa melihat kejadian kongres di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jumat kemarin. Wakil FIFA dan AFC itu merasa dipermalukan atas sikap peserta kongres. "Mereka tahu kongres itu disiarkan langsung oleh televisi dan ditonton berjuta masyarakat," katanya.
Sekarang ini, kata Agum, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu keputusan Sidang Komite Eksekutif FIFA, 30 Mei nanti. Komite Normalisasi sedang menyusun laporan tentang kongres tersebut untuk dilaporkan ke FIFA.
"Saya mencoba menjelaskan kepada wakil FIFA dan AFC, bahwa Komite Normalisasi sudah bekerja keras. Saya mohon jangan sampai kena saksi. Tapi, tidak ada jawaban. Reaksi mereka diam, senyumnya tidak enak dan agak geleng-geleng," kata Agum di kediamannya, Jalan Panglima Polim III, nomor 146, Minggu, 22 Mei 2011.
Agum menemui perwakilan FIFA, Thierry Regenass dan Frank van Hattum, serta wakil AFC, Alex Soasay dan James C. Johnson, di Hotel Kempinski, Jakarta, sehari setelah kongres gagal. "Saya menemui wakil FIFA dan AFC, mau minta maaf," kata mantan Ketua PSSI 1999-2003 itu.
Menurut Agum, Regenass kecewa melihat kejadian kongres di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jumat kemarin. Wakil FIFA dan AFC itu merasa dipermalukan atas sikap peserta kongres. "Mereka tahu kongres itu disiarkan langsung oleh televisi dan ditonton berjuta masyarakat," katanya.
Sekarang ini, kata Agum, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu keputusan Sidang Komite Eksekutif FIFA, 30 Mei nanti. Komite Normalisasi sedang menyusun laporan tentang kongres tersebut untuk dilaporkan ke FIFA.
Kisruh Kongres PSSI, Fans Sriwijaya Kecewa
VIVAnews - Sepak terjang Kelompok 78 di Kongres PSSI pada 20 Mei 2011 sangat disayangkan oleh pendukung klub-klub di Indonesia. Kali ini yang memberikan keprihatinannya adalah dua kelompok fans Sriwijaya, Beladas dan Singa Mania.
Sebab, kegagalan kongres membuat Indonesia terancam hukuman FIFA dengan dilarang turun di semua kompetisi. Termasuk AFC Cup yang kini tengah dijalani Sriwijaya yang bahkan sudah lolos ke babak 16 besar.
"Dalam waktu dekat SFC harus bermain di babak 16 besar AFC, itu membawa nama bangsa. Jika benar FIFA menjatuhkan sanksinya, tentu kekecewaan itu akan dirasa pada semua pecinta SFC," tutur Qusoy, ketua Korwil Simanis (Singa Mania Indonesia) Beladas. "Kami tidak inginkan SFC akan malah jadi berantakan."
Hal senada juga diungkapkan oleh Singa Mania yang bosan pada pergolakan di tubuh PSSI. "Sebagai suporter, yang kami inginkan hanya satu, bisa mendukung tim kesayangan kami SFC dengan baik dan tenang," ujar Ketua Singa Mania, Deddy Pranata.
Deddy menilai apa lah arti bagi suporter ketika setiap yang mengatasnamakan membangun sepakbola bangsa justru mempertontokan hal yang tidak baik. "Kami dipertontonkan cara kongres yang kisruh. Itulah yang membuat sedih dan itu tertanam di hati kami masing-masing," keluh Deddy.
Kongres PSSI pada 20 Mei berjalan ricuh dengan Kelompok 78 yang memaksakan agenda mereka, terutama menggugat Komite Normalisasi agar menghadirkan dan mendengar keputusan Komite Banding Pemilihan. Ini terkait pelarangan calon mereka George Toisutta dan Arifin Panigoro maju sebagai ketua umum PSSI.
Suasana kongres semakin panas karena di antara para peserta juga terjadi beda pendapat, bahkan berpotensi baku hantam. Atas dasar inilah Agum Gumelar sebagai ketua Komite Normalisasi menghentikan Kongres PSSI.
Sebab, kegagalan kongres membuat Indonesia terancam hukuman FIFA dengan dilarang turun di semua kompetisi. Termasuk AFC Cup yang kini tengah dijalani Sriwijaya yang bahkan sudah lolos ke babak 16 besar.
"Dalam waktu dekat SFC harus bermain di babak 16 besar AFC, itu membawa nama bangsa. Jika benar FIFA menjatuhkan sanksinya, tentu kekecewaan itu akan dirasa pada semua pecinta SFC," tutur Qusoy, ketua Korwil Simanis (Singa Mania Indonesia) Beladas. "Kami tidak inginkan SFC akan malah jadi berantakan."
Hal senada juga diungkapkan oleh Singa Mania yang bosan pada pergolakan di tubuh PSSI. "Sebagai suporter, yang kami inginkan hanya satu, bisa mendukung tim kesayangan kami SFC dengan baik dan tenang," ujar Ketua Singa Mania, Deddy Pranata.
Deddy menilai apa lah arti bagi suporter ketika setiap yang mengatasnamakan membangun sepakbola bangsa justru mempertontokan hal yang tidak baik. "Kami dipertontonkan cara kongres yang kisruh. Itulah yang membuat sedih dan itu tertanam di hati kami masing-masing," keluh Deddy.
Kongres PSSI pada 20 Mei berjalan ricuh dengan Kelompok 78 yang memaksakan agenda mereka, terutama menggugat Komite Normalisasi agar menghadirkan dan mendengar keputusan Komite Banding Pemilihan. Ini terkait pelarangan calon mereka George Toisutta dan Arifin Panigoro maju sebagai ketua umum PSSI.
Suasana kongres semakin panas karena di antara para peserta juga terjadi beda pendapat, bahkan berpotensi baku hantam. Atas dasar inilah Agum Gumelar sebagai ketua Komite Normalisasi menghentikan Kongres PSSI.
Persiba Bantul Naik Kasta ke ISL
VIVAnews - Persiba Bantul memastikan satu tiket kompetisi tertinggi di Indonesia, Indonesia Super League (ISL), setelah menekuk Persidafon Dafonsoro 5-2 di babak empat besar Divisi Utama, Minggu 22 Mei 2011. Didukung penuh suporternya di Stadion Manahan, Solo, tiga dari lima gol Persiba dicetak Ugik Sugiyanto.
Meski demikian, Persiba tertinggal lebih dulu di menit sembilan lewat Harianto. Namun, gol ini bisa dibalas lewat dua gol berturut-turut melalui Ezequiel Gonzalez di menit 16 dan Ugik Sugiyanto di menit 19.
Unggul 2-1, Laskar Sultan Agung -julukan Persiba- tidak mengurangi tekanan pada kubu Persidafon. Hasilnya, Ezequiel kembali menambah keunggulan Persiba di menit 40 setelah mampu merobek jala Persidafon lewat sundulannya.
Persidafon sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Patrick Wanggai di masa injury time. Namun, hanya semenit setelah gol Wanggai, Persiba kembali bisa mencetak tambahan gol lewat Ugik. Itu menjadi gol terakhir yang terjadi di babak pertama dan menutup skor 4-2 untuk Persiba.
Masuk paruh kedua, Persiba masih terlalu tangguh untuk Persidafon yang nampak keteteran di barisan belakang. Hasilnya, Ugik kembali merobek jala Gabus Sentani -julukan Persidafon- di menit 73 sekaligus menjadi hattrick-nya di pertandingan ini.
Ketinggalan dengan rentang skor yang cukup besar membuat pasukan Persidafon mulai bermain kasar. Bahkan di menit 75 nyaris terjadi kericuhan besar setelah beberapa pemain saling baku hantam di atas lapangan. Atas pelanggaran ini, wasit mengusir masing-masing satu pemain Persiba (Taufik) dan Persidafon (Patrick Wanggai) di menit 77.
Pengusiran dua pemain ini tidak mempengaruhi penampilan kedua tim. Persiba tetap tampil dominan dan Persidafon jatuh bangun mempertahankan golnya dari serbuan lawan. Meski demikian, tak ada tambahan gol tercipta. Persiba berhak lolos ke final Divisi Utama dan lolos ke ISL musim depan 2011-12.
Meski demikian, Persiba tertinggal lebih dulu di menit sembilan lewat Harianto. Namun, gol ini bisa dibalas lewat dua gol berturut-turut melalui Ezequiel Gonzalez di menit 16 dan Ugik Sugiyanto di menit 19.
Unggul 2-1, Laskar Sultan Agung -julukan Persiba- tidak mengurangi tekanan pada kubu Persidafon. Hasilnya, Ezequiel kembali menambah keunggulan Persiba di menit 40 setelah mampu merobek jala Persidafon lewat sundulannya.
Persidafon sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Patrick Wanggai di masa injury time. Namun, hanya semenit setelah gol Wanggai, Persiba kembali bisa mencetak tambahan gol lewat Ugik. Itu menjadi gol terakhir yang terjadi di babak pertama dan menutup skor 4-2 untuk Persiba.
Masuk paruh kedua, Persiba masih terlalu tangguh untuk Persidafon yang nampak keteteran di barisan belakang. Hasilnya, Ugik kembali merobek jala Gabus Sentani -julukan Persidafon- di menit 73 sekaligus menjadi hattrick-nya di pertandingan ini.
Ketinggalan dengan rentang skor yang cukup besar membuat pasukan Persidafon mulai bermain kasar. Bahkan di menit 75 nyaris terjadi kericuhan besar setelah beberapa pemain saling baku hantam di atas lapangan. Atas pelanggaran ini, wasit mengusir masing-masing satu pemain Persiba (Taufik) dan Persidafon (Patrick Wanggai) di menit 77.
Pengusiran dua pemain ini tidak mempengaruhi penampilan kedua tim. Persiba tetap tampil dominan dan Persidafon jatuh bangun mempertahankan golnya dari serbuan lawan. Meski demikian, tak ada tambahan gol tercipta. Persiba berhak lolos ke final Divisi Utama dan lolos ke ISL musim depan 2011-12.
Langganan:
Postingan (Atom)