Cari Blog Ini

Jumat, 31 Desember 2010

Kiper Malaysia Buka Rahasia Gagalkan Penalti Firman

akarta (ANTARA) - Penjaga gawang Timnas Malaysia Khairul Fahmi Che Mat membuka tabir rahasia keberhasilannya menggagalkan eksekusi penalti Firman Utina pada leg kedua final Piala AFF 2010 pada Rabu lalu. "Saya memang sudah menyangka Firman Utina akan melakukan tendangan ke arah kiri. Ini karena pelatih Rajagopal sejak semula sudah memberitahu saya bahwa Firman senang melakukan tendangan ke arah itu," ujar Fahmi Che Mat.
Hal itu diungkapkan Fahmi Che Mat di Bandara Soekarno Hatta pada Kamis petang ketika hendak kembali ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Aksi penyelamatan tersebut menjadi aksi gemilang bagi Fahmi yang menyelamatkan penalti Firman pada menit ke-19 dalam pertandingan yang berlangsung ketat.
Khairul yang akrab disapa Apek, mengaku cukup tenang ketika pemain lawan melakukan eksekusi penalti, karena berpegang kepada nasihat Rajagopal.
"Pelatih telah mengkaji sepakan penalti yang dilakukan oleh Firman dan pemain Indonesia yang lain, dan itu jelas membantu saya."
"Saya bersyukur karena dugaan saya tepat, sekaligus mementahkan hasrat Indonesia untuk meraih gol awal karena saya sadar jika mereka unggul, situasi mungkin akan berubah dan memberikan mereka lebih bersemangat untuk bangkit," jelasnya seperti juga dikutip `utusan online`.
Mengenai pancaran sinar laser, Khairul mengaku tidak terganggu dengan gangguan psikologis oleh pendukung tim Indonesia itu.
"Memang agak sedikit mengganggu penglihatan, tetapi mental dan fokus saya tetap kepada pertandingan, walau apa pun yang mereka coba lakukan," katanya.
Ia sama sekali tidak berpikir akan membuat tindakan untuk meminta pertandingan dihentikan seperti yang pernah dilakukan oleh penjaga gawang Indonesia, Markus Horison," demikian Fahmi Che Mat.

Riedl Siap Gelar Seleksi Timnas Tanpa Bachdim

VIVAnews - Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional (BTN), Iman Arif, menegaskan pelatih Alfred Riedl siap menjalani seleksi timnas Indonesia U-23 Pra Olimpiade tanpa kehadiran Irfan Bachdim.

Irfan sebelumnya menjadi salah satu dari lima pemain timnas Indonesia senior yang sudah dipastikan masuk seleksi timnas U-23 jelang Pra Olimpiade melawan Turkmenistan. Pemain lainnya adalah Oktovianus Maniani, Yongki Ari Bowo, kiper Kurnia Meiga dan Johan Juansyah.

Namun, Irfan terancam tidak bisa ikut seleksi tersebut jika membela klubnya, Persema Malang di Liga Primer Indonesia (LPI). PSSI mengancam akan mencoret pemain dari timnas Indonesia jika bermain di LPI.

Namun, Iman Arif menegaskan ketidakhadiran Irfan dalam seleksi yang rencananya akan dilakukan mulai 7 Januari 2011 ini dianggap bukan suatu masalah oleh Riedl.

"Riedl pada dasarnya mengikuti peraturan yang ada, sesuai PSSI atau FIFA. Jadi, tidak ada masalah (Irfan tak ikut seleksi)," ujar Iman saat dihubungi VIVAnews, Jumat 31 Desember 2010.

Selain Irfan, Kim Jeffrey Kurniawan juga terancam tidak bisa mengikuti seleksi jika tampil bersama Persema di LPI. Padahal, membela timnas Indonesia adalah impian pemain yang baru dinaturalisasi PSSI pada 6 Desember 2010 lalu itu.

Irfan dan Kim diberi waktu sebelum 6 Januari 2011 untuk memutuskan masa depannya.
• VIVAnews

Bagi Tiket Gratis ke Pejabat, PSSI Akan Dipanggil KPK

Fajar Pratama - detiksport

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memanggil dan memintai keterangan pengurus PSSI. Pemanggilan ini terkait dengan adanya informasi bahwa PSSI memberi tiket gratis kepada sejumlah pejabat untuk menonton Piala AFF 2010.

"Kemarin saya sudah menegaskan kepada Direktur Gratifikasi, Pak Sigit, menghubungi PSSI, untuk meminta data tentang tiket dan undangan gratis," ujar Pimpinan KPK M Jasin, kepada wartawan di kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (31/12/2010).

Namun Jasin meminta, pemanggilan pengurus PSSI tidak dimaknai berlebihan. Sebab, pemanggilan itu dinilai lumrah untuk mengkroscek informasi yang beredar di masyarakat. Selain itu, untuk mewujudkan adanya transparansi.

"Ini tidak lebih dari bentuk transparansi dan mendorong penyelenggara negara untuk melaporkan dana yang bersumber dari luar sistem penggajian," kata Jasin.

Jasin menjelaskan, apabila ditemukan aadanya hadiah hiburan (entertainment) seperti diskon tiket, akomodasi, atau fasilitas lain apapun yang diterima pegawai negeri, masuk ke dalam bentuk gratifikasi.

"Ini merupakan perintah undang-undang pasal 12 B undang-undang tindak pidana korupsi," sebut Jasin.

Di dalam Pasal 12 B Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menyebutkan bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Sedangkan dalam Pasal 12 C UU Nomor 20 Tahun 2001, disebutkan, apabila seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suatu pemberian, maka ia mempunyai kewajiban untuk melaporkan kepada KPK. Laporan penerima gratifikasi paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi diterima.

'Nurdin Harusnya Mundur seperti Pak Harto'

Muhammad Nur Abdurrahman - detiksport
 Makassar - Seruan publik yang menghendaki Nurdin Halid turun dari tampuk kekuasaannya di PSSI, mengundang komentar dari tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, Andi Ilham Matalatta.

Ilham yang ditemui detikcom di Kampoeng Popsa, Makassar, jumat (31/12/2010), menyarankan Nurdin, yang sudah tujuh tahun menjadi Ketua Umum PSSI,  mencontoh sikap mantan Presiden Soeharto di akhir kepemimpinannya yang memilih mundur ketika mayoritas rakyat Indonesia menghendaki ia turun dari kekuasaannya.

Menurut Ilham, jika masyarakat sudah tidak senang lagi dengan kepemimpinan Nurdin di PSSI, harusnya Nurdin bersikap peka dan mendengar aspirasi publik.

"Pak Harto dulu mengumpulkan menteri-menterinya dan mendengar aspirasi rakyatnya dengan memilih mundur dari kekuasaannya, hal ini patut dicontoh oleh Nurdin," seru Ilham.

Tokoh masyarakat yang fokus membina olahraga selama puluhan tahun di Sulsel ini juga menyinggung budaya 'Siri Napacce', atau budaya malu di kalangan masyarakat Bugis-Makassar.

Nurdin sebagai putra Sulsel, lanjut Ilham, harus menjunjung tinggi budaya 'Siri Napacce', yakni ketika tidak ada prestasi yang membuat publik puas terhadap kepemimpinannya, sebaiknya legowo mundur dan memberi kesempatan bagi pihak lain.

"Harus ada figur baru, Nurdin harus peka meskipun di dalam konsep demokrasi ia bisa memilih bertahan," tutup Ilham.

Rabu, 29 Desember 2010

Timnas Bubar, Pemain Dikembalikan ke Klub

Arya Perdhana - detiksport
Jakarta - Timnas Indonesia secara resmi telah dibubarkan begitu tugas mereka di AFF Suzuki Cup 2010 selesai. Para pemain pun dikembalikan ke klubnya masing-masing.

Diungkapkan asisten manajer timnas, Iwan Budianto, pembubaran timnas sudah dilakukan di Hotel Sultan tempat mereka menginap pada hari Kamis (30/12/2010) ini Pukul 09.00 WIB.

"Tim sudah dibubarkan hari ini dan pemain dikembalikan ke klub masing-masing," tutur Iwan saat dihubungi detikSport melalui telepon selularnya.

"Tadi jam 9 pagi dikumpulkan oleh Ketua Umum (PSSI, Nurdin Halid), BTN (Badan Tim Nasionall). Juga ada apresiasi khusus walaupun tidak juara," papar Iwan kemudian.

Selesai mengemban tugas di Piala AFF, timnas cuma tinggal mengikuti satu acara seremonial, yakni makan siang bersama salah satu sponsor tim, Nike.

"Acara seremonial tinggal nanti makan siang bersama dengan sponsor kita, Nike, di Senaya City," ungkap Iwan.

Bonus Total Timnas Rp 3,5 M

Arya Perdhana - detiksport
Jakarta - Meski tidak berhasil menjuarai AFF Suzuki Cup 2010, timnas Indonesia tetap tidak kekeringan bonus. Setidaknya, uang sebesar Rp 3,5 miliar telah dibagikan kepada punggawa tim 'Garuda'.

Jumlah ini memang tidak sebesar jumlah yang dijanjikan pengurus PSSI, yakni Rp 5,5 miliar, apabila Indonesia berhasil keluar sebagai juara. Tapi angka Rp 3,5 M terhitung luar biasa.

"Ya, kalau kita juara seharusnya dapat Rp 5,5 miliar," ungkap asisten manajer timnas Iwan Budianto saat berbincang dengan detikSport, Kamis (30/12/2010).

"Rinciannya begini. Dijanjikan kalau lolos ke final dapat Rp 2,5 miliar, kalau juara dapat Rp 3 miliar lagi, jadi totalnya Rp 5,5 miliar," beber Iwan.

Namun di tengah jalan, PSSI memutuskan untuk memberikan bonus mulai saat timnas lolos semifinal. Demikian juga dengan ketika timnas lolos ke partai puncak.

"Lolos semifinal, timnas dapat Rp 500 juta, sudah dibagikan kepada para pemain. Lolos ke final juga sudah terima Rp 2,5 miliar. Sudah dibagikan ke pemain juga," ungkap Iwan.

Andai Indonesia juara, bonus itu bahkan bisa bertambah menjadi Rp 6,5 miliar. Namun sayangnya ekspektasi itu tidak terpenuhi sehingga para pemain 'cuma' menerima tambahan Rp 500 juta saja. Artinya, bila dihitung-hitung, timnas Indonesia mendapatkan bonus sebesar Rp 3,5 miliar.

"Karena sudah menerima Rp 2,5 miliar, kekurangannya harusnya Rp 3 miliar. Tapi PSSI kemudian memutuskan dinaikkan jadi Rp 4 miliar kalau juara. Karena kita tidak juara, apresiasi tambahannya Rp 500 juta," pungkas Iwan.

Lima Pemain Sudah Harus Bersiap untuk SEA Games

Arya Perdhana - detiksport
Jakarta - Gelaran AFF Suzuki Cup 2010 sudah selesai dan timnas Indonesia pun resmi dibubarkan. Meski begitu, ada lima pemain yang tidak bisa banyak bersantai karena mereka dipersiapkan masuk tim SEA Games 2011.

Mereka adalah Johan Juansyah, Yongki Aribowo, Oktavianus Maniani, Irfan Bachdim dan Kurnia Meiga. Mereka akan mengikuti seleksi pada 6 Januari 2011.

"Tanggal 6 Januari nanti timnas U-23 berkumpul untuk pra-Olimpiade," ujar asisten manajer timnas, Iwan Budianto, menjawab pertanyaan detikSport perihal agenda berikut timnas.

"Dari tim yang sekarang yang masuk ke tim U-23 ada Johan, Yongki, Okto, Irfan dan Kurnia Meiga," kata Iwan. Kelima pemain tersebut memang masih berusia di bawah 23 tahun.

Nantinya, tim yang juga dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games 2011 itu juga bakal diarsiteki oleh Alfred Riedl.

"Riedl tetap bekerja dengan timnas, kan kontrak dia sampai SEA Games nanti," ujar Iwan.

Untuk pemain-pemain senior, tidak ada agenda penting hingga bulan Mei tahun depan. "Yang senior akan dikumpulkan lagi Mei nanti untuk Pra-Piala Dunia 2014," demikian Iwan.

Rekor Sempurna 'Pasukan Garuda' di GBK

Jakarta - Timnas Indonesia tidak berhasil keluar jadi juara Piala AFF 2010. Namun, 'Pasukan Garuda' tetap harus bangga karena sudah mampu menjaga kesempurnaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Asa Indonesia menjadi jawara Asia Tenggara dikandaskan oleh Malaysia. Setelah kalah telak 0-3 di partai pertama, Firman Utina cs hanya bisa menang 2-1 di laga kedua.

Dengan dua hasil di partai puncak tersebut, Indonesia pun harus mengakui keunggulan Malaysia setelah kalah dengan agregat gol 2-4.

Akan tetapi, Indonesia tetap harus berbangga diri karena mampu menghindarkan diri dari kekalahan saat menjamu Malaysia di leg II, Rabu (29/12/2010) malam WIB, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) meski harus ketinggalan lebih dulu.

Berkat kemenangan tersebut maka Indonesia pun berhasil mencatatkan rekor sempurna, alias selalu menang, saat berlaga di Piala AFF 2010.

Sebelumnya Indonesia, yang jadi salah satu tuan rumah, meraih tiga kemenangan pada fase grup yakni atas Malaysia, Laos dan Thailand.

Setelah itu 'Merah Putih' juga memetik dua kemenangan di partai semifinal kontra Filipina --kedua partai itu digelar di SUGBK karena ketidakmampuan Filipina menyediakan stadion yang layak.

Indonesia boleh tak juara, tapi para punggawa timnas tidak boleh tertunduk terlalu dalam karena setidaknya sudah mampu menjaga "kehormatan" di kandang sendiri.

Indonesia Spesialis Runner-up
Jakarta - Indonesia kembali gagal mewujudkan mimpinya untuk menjadi raja sepakbola Asia Tenggara. Untuk kali keempat, pasukan 'Merah Putih' harus puas jadi penghuni kursi runner-up.

Kegagalan terakhir terjadi akibat Indonesia kalah 2-4 dalam dua kali final AFF Suzuki Cup 2010 di tangan Malaysia. Kalah 0-3 di kandang lawan, pasukan Alfred Riedl cuma bisa menang 2-1 di Jakarta.

Hasil ini mengakhiri kiprah menjanjikan Indonesia yang selalu menang dalam tiga laga penyisihan grup dan dua kali semifinal. Kekalahan yang terlalu telak di Bukit Jalil gagal dibalas dengan setimpal.

Kegagalan ini mengulangi apa yang terjadi pada tiga kali final yang berhasil dijejak Indonesia sebelumnya.

Indonesia pertama kali masuk final saat ajang ini masih bernama Piala Tiger tahun 2000. Saat itu, tim Indonesia berhasil melaju ke partai puncak namun di sana mereka kalah 1-4 dari Thailand.

Dua tahun berselang, Indonesia kembali maju ke final. Kali ini, kembali Thailand yang menghentikan tim 'Garuda' dengan skor 4-2 di adu penalti setelah dalam 120 menit permainan berbagi skor 2-2.

Final terakhir Indonesia dijejak pada tahun 2004. Bermain dalam dua final secara kandang dan tandang, dua kali pula Indonesia dibuat bertekuk lutut, masing-masing dengan skor 1-3 dan 1-2 dari Singapura.

Tahun ini, Indonesia menyimpan asa untuk mematahkan kutukan tiga final itu dengan tampil meyakinkan hingga semifinal. Namun kekalahan 0-3 di kandang Malaysia membuat kemenangan 2-1 di Jakarta menjadi tak cukup bermakna.

Indonesia Menang, Malaysia yang Juara

VIVAnews - Indonesia berhasil memenangi final Piala AFF leg kedua. Menghadapi Malaysia hari Rabu, 29 Desember 2010, Merah Putih menang 2-1.

Sayang kemenangan ini tak cukup untuk membawa tuan rumah merebut trofi AFF untuk pertama kalinya. Skor 2-1 di pertandingan malam ini menjadikan agregat menjadi 2-4. Di leg pertama, pasukan Alfred Riedl kalah 0-3.

Indonesia di leg kedua ini kebobolan lebih dulu. Di menit 56, umpan panjang yang didapatkan oleh Mohd Safee bin Mohd Sali berhasil ia konfersikan menjadi gol dengan menjebol gawang Markus Horison.

Gol yang dinanti lebih dari 200 juta penduduk Indonesia ke gawang Malaysia akhirnya hadir di menit 71. Gol ini mengubah skor menjadi 1-1.

Gol dicetak oleh M Nasuha. Ia menyambar bola muntah tendangan Ahmad Bustomi yang gagal diamankan dengan sempurna oleh kiper Malaysia.

Sayang di sisa pertandingan cuma satu gol tambahan yang bisa dicetak Christian Gonzales dan kawan-kawan. Menit 87, penetrasi M Ridwan di sisi kiri pertahanan lawan ia selesaikan dengan sebuah tendangan keras. Bola membentur kepala seorang pemain bertahan Malaysia dan masuk ke gawangnya sendiri. Skor akhir 2-1.

Ini adalah sukses pertama Malaysia menjadi juara Piala AFF. Sebelumnya Malaysia  sekali masuk final di tahun 1996. Sedangkan Indonesia masuk final empat kali tanpa pernah juara.
Saat kedudukan masih 0-0 di babak pertama, Indonesia sebenarnya punya peluang sangat baik untuk bisa unggul lebih dulu. Di menit 18, Indonesia mendapatkan tendangan penalti setelah  pemain Malaysia Mohd Sabre bin Mat Abu handsball di dalam kotak terlarang.

Firman Utina maju sebagai algojo. Sayang, tendangannya yang tak terlampau keras bisa diantisipasi dengan baik oleh kiper Malaysia Khairul Fahmi Che Mat yang terbang ke sisi kiri. Skor tak berubah.
Susunan pemain:
Indonesia (4-4-2): Markus Haris Maulana; Zulkifli Syukur, Maman Abdurrahman, Hamka Hamzah, M Nasuha; M Ridwan, Firman Utina (Eka Ramdani '57), Ahmad Bustomi, Arif Suyono (Tony Sucipto '70); Cristian Gonzales, Irfan Bachdim (Bambang Pamungkas'57).

Malaysia (4-4-2): Khairul Fahmi Che Mat; Mohd Asrarrudin Putra Omar, Mohd Muslim Ahmad, Mohd Fadhli Mohd Shas, Mohd Sabre bin Mat Abu; Ashari Bin Samsudin (Mohd Amri Yahyah '78), Mohd Safiq Rahim, Amar bin Rohidan (Razman Roslan '61), Kunanlan Subramaniam; Norshahrul Idlan Talaha, Mohd Safee bin Mohd Sali (Izzaq Faris Ramlan '90).
• VIVAnews

Selasa, 28 Desember 2010

Boaz Beri Dukungan Moril Bagi Tim Garuda

VIVAnews - Striker Persipura Jayapura, Boaz Solossa memberikan dukungan moril bagi tim nasional jelang leg kedua final Piala AFF 2010. Boaz tidak bisa tampil pada even ini karena didepak pelatih Alfred Riedl.

Manajer timnas, Andi Darussalam Tabusala mengatakan kalau Boaz telah menghubunginya. Dalam percakapan lewat sambungan telepon, striker yang akrab disapa Sajojo itu menyampaikan dukungannya kepada timnas.

Selain menghubungi Andi, Boaz juga menghubungi pelatih yang mendepaknya dari timnas, Alfred Riedl. Pelatih asal Austria ini mencoret namanya karena tak kunjung hadir pada pemusatan latihan terakhir.

"Semalam (Selasa dinihari) Boaz menelepon saya mengucapkan dukungannya untuk timnas. Boaz juga menelepon Riedl untuk mengucapkan dukungannya," kata Andi kepada wartawan, Selasa, 28 Desember 2010.

"Awalnya dia SMS dan bilang 'Bapak saya ingin bicara'. Akhirnya saya telepon dia," beber Andi.

Indonesia akan bertemu Malaysia di leg kedua final Piala AFF, Rabu, 29 Desember 2010. Dalam duel ini, Indonesia harus menang minimal 4-0 untuk memastikan diri tampil sebagai juara pada even dua tahunan ini.

Pada final leg pertama Indonesia menyerah 0-3 dari tuan rumah Malaysia di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Malaysia. Leg kedua akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
• VIVAnews

Sanksi Buat Malaysia Ditentukan AFC


VIVAnews - Hukuman terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyusul kejadian sinar laser pada final pertama Piala AFF 2010 akan ditentukan oleh Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

Demikian diungkapkan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, dalam jumpa pers di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa 28 Desember 2010. Nugraha mengaku PSSI telah mengirimkan protes resmi kepada AFF terkiat teror laser tersebut.

Nugraha menegaskan hukuman atas insiden tersebut akan ditentukan oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) melainkan AFC.

"Hukuman bukan ditentukan FIFA, karena AFF tidak terdaftar di struktur FIFA. Otoritas tertinggi turnamen ini adalah AFC, jadi hukuman akan ditentukan oleh AFC," kilah Nugraha.

Hal senada diungkapkan oleh Media Officer AFF, Dhines Kumar, yang memastikan hukuman akan ditentukan oleh AFC.

"Tidak mungkin FIFA yang menghukum karena ini adalah turnamen AFC. Hukuman baru akan diberikan setelah ada laporan dari AFF dan match commisioner. Itupun setelah turnamen berlangsung," ujar Dhines.

Teror laser sebenarnya tidak hanya terjadi di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Namun pada Piala AFF 2010 ini, sinar berwarna hijau itu justru sudah muncul saat Indonesia menjamu Malaysia di babak penyisihan Grup A.

Dalam rekaman laga terlihat sinar laser mengenai wajah kiper tim Malaysia, Mohd Sharbinee Allawee Bin Ramli usai Irfan Bachdim mencetak gol terakhir bagi Indonesia. Dalam duel ini, Indonesia menang dengan skor 5-1.
• VIVAnews

Alfred Nilai Hal Nonteknis Ganggu Tim

Kuala Lumpur (ANTARA) - Pelatih Indonesia Alfred Riedl menyatakan ada hal nonteknis yang menganggu timnas jelang final pertama di Malaysia.
Adanya kegiatan agenda tak penting dari PSSI dan banyaknya permintaan wawancara pada pemain, kata Alfred Riedl mengganggu konsentrasi pemain.
"Hal itu tak perlu," katanya usai laga di Stadion Bukit Jalil, Minggu.
Dalam laga final pertama ini Indonesia menelan kekalahan pertamanya di Piala AFF 2010. Bermain di kandang Malaysia, Indonesia kalah 0-3.
Alfred Riedl mengingatkan, "Inilah sepak bola." Dari lima kali pertandingan kandang, Indonesia tak pernah kalah. Euforia terhadap timnas cukup tinggi.
Para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran wartawan, mulai dari pinggir lapangan latihan sampai di dalam pesawat.
Seperti diketahui adanya rombongan wartawan yang satu pesawat dengan rombongan Timnas.
Selain itu ada juga kegiatan PSSI bersama timnas ke rumah tokoh nasional dan ke sebuah pesantren di Jakarta, menjelang laga final pertama ini.
Jika ingin merebut gelar juara, Indonesia masih memiliki waktu 90 menit untuk mencetak gol banyak, setidaknya 4-0. Final kedua akan berlangsung di Jakarta, pada 29 Desember mendatang.